Mengatasi Writers Block
Pertemuan ke-7
Resume : 7
Gelombang : 25
Rabu, tanggal 1 Juni 2022
Tema : Mengatasi
Writers Block
Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd
Moderator : Lely
Suryani
Pertemuan ke-7 pelatihan menulis malam ini diisi dengan
materi yang berjudul Mengatasi Writers
Block dengan narasumber cantik yang masih sangat muda ibu Ditta Widya Utami,
S.Pd. Sore ketika melihat flayer yang
dikirimkan bu Lely dan melihat judul materi, sempat buka mbah google pengen tau
apa itu writers block, terus terang saya baru pernah mendengar istilah ini. Tepat pukul 19.00 wib, ibu Lely Suryani moderator
pelatihan malam ini membuka acara. Bertepatan dengan HARLAH PANCASILA, tanggal
1 Juni, dengan semangat Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tetap terpatri dalam
dada, jadilah penulis dan pegiat literasi yang selalu menjunjung nilai-nilai
luhur bangsa, memiliki wawasan
kebangsaan yang kuat sekaligus maju dalam wawasan global yang mendunia. Bu Lely juga menuliskan beberapa pantun sehingga membuat peserta pelatihan konsentrasi menyimak materi yang akan diberikan. Mantap motivasi dan semangatnya bu Lely Suryani, penulis yang baru saja meraih juara
satu lomba menulis 2 Tahun Penamrbams.id.
Ibu Ditta Widya Utami, salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Dan saat ini alhamdulillah sedang mengemban amanah sebagai pengajar praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3. Ibu Ditta merupakan alumni pelatihan belajar menulis Gelombang ke-7. Beliau sangat bersyukur bergabung karena berkesempatan ikut tantangan Prof. Eko di angkatan pertama. Buah manisnya terbit buku mayor pertama. Banyak sekali tulisan beliau baik berupa buku tunggal, buku karya bersama serta memiliki segudang prestasi dan penghargaan yang sudah diraih.
Salah satu Buku karya Ibu Ditta bersama dengan Prof Eko.
Masuk pada materi, malam
ini narasumber akan berbagi tentang sebuah istilah yang dipopulerkan pertama
kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler : writer's block. Namun, sebelumnya dilakukan
simulasi terlebih dahulu berupa tantangan menulis.
Ketentuan tantangan
menulis tema Pancasila :
1.
Buat
tulisan 1 paragraf (minimal 5 kalimat)
2.
Berisi
ttg pengalaman pribadi/praktik baik
3.
Tulisan
atau pengalaman disesuaikan dengan profesi atau sebagai penulis
4.
Harus
berkaitan dg salah satu sila dalam Pancasila
Beberapa peserta
segera mengirimkan tulisannya yang berkaitan dengan tema.
Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB (writer's block). Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Arena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.
Agar bisa
mengatasi writer's block, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
mengetahui penyebabnya.
Penyebab Writers Block, antara lain :
- Mencoba metode/topik baru dalam
menulis.
Misal, seperti
tantangan kita di awal. Bagi yang mengetahui sejarah hari lahirnya Pancasila,
mungkin tak kan mengalami kesulitan dalam menulis. bagaimana dengan orang-orang
yang merasa bahwa ini adalah "topik baru" dalam bahan tulisan mereka?
B bisa saja datang kepada orang-orang yang masih asing dengan topik tulisannya.
Tapi, jika kemudian kita teguhkan komitmen, membaca referensi tambahan bisa
jadi salah satu solusi mengatasi WB.
Metode baru dalam
menulis pun bisa membuat kita terserang WB. Misal jika kita terbiasa menulis karya
tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode
penulisan yang berbeda. Mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis
merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.
- Stress dan lelah fisik/mental
Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif
Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019)
disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya
tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi
tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Baik stres, lelah fisik maupun mental bisa juga menjadi sebab-sebab kita terserang WB. Misal kita dituntut menyelesaikan tulisan untuk segera dikirim. Ketika stres, bisa jadi kita malah kehilangan inspirasi untuk melanjutkan menulis. Meski stres dan lelah fisik bisa menyebabkan WB, sesungguhnya menulis pun bisa dijadikan salah satu cara healing terbaik.
Caranya? Dengan metode jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang kita tulis tersebut. Buat saja tulisan ekspresif, curhat tentang segala yang dirasa, dikeluhkan (jika ada), dsb.Jika sudah tenang, semoga kembali muncul inspirasi untuk melanjutkan menulis.
- Terlalu
perfeksionis
Bu Ditta meminta
peserta membaca tulisan beliau di kompasiana “Emosi saat menerima SK PPPK Guru:
Sebuah Memoar” Tulisan ini adalah
salah satu rekor terbaik penulis saat ini karena telah dilihat dan atau dibaca
lebih dari 10.000 kali dalam waktu satu hari sejak dipublish.
Ketika kita
"sukses" menulis, katakanlah banyak dibaca orang. Atau buku kita jadi
best seller setelahnya kita mungkin akan berpikir bagaimana caranya agar
tulisan kita bisa menarik banyak pembaca lagi? Bagaimana agar tulisan kita
banyak dikomentari lagi? Bagaimana agar tulisan kita menjadi
"sempurna".
Ketika hal ini
terjadi, ada dua kemungkinan:
1. Penulis tetap
melaju dengan tulisannya.
2. Penulis
terserang WB dan mulai tersendat sendat menulisnya
Ingin menghasilkan
yang terbaik itu perlu. Tapi, bila terlalu perfeksionis kita harus mampu
mengerem diri, karena segala sesuatu yg berlebih itu kurang baik.
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, sampailah pada sesi tanya jawab dengan peserta pelatihan yang selalu semangat. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan peserta antara lain :
Pertanyaan ke-1
dari ibu Elen Pakpahan
Saya sepertinya
tipe perfeksionis.
Kalau tulisan saya
belum sebagus yang saya inginkan rasanya tangan saya gatal, inginnya edit dan
edit lagi. Alhasil saya menulis cenderung lambat.
Apakah mood yang
gampang berubah termasuk writer's block?
Bagaimana caranya/
tips supaya pekerjaan menulis saya bisa lebih cepat?
Jawaban Narasumber : Mood yang sering berubah tentu bisa menjadi penyebab WB. Tapi ada beberapa tips sederhana yang ampuh untuk mengembalikan mood menjadi baik (ini berdasarkan pengalaman saya dan juga beberapa artikel yg pernah dibaca). Hal yang paaliiing sederhana untuk mengembalikan mood adalah : tersenyum. Hal lainnya untuk mengembalikan mood bisa dengan melakukan hobi masing masing. Misal kalau saya refreshing dengan baca novel ringan, atau sekedar jalan jalan ke luar rumah meski hanya pergi ke pasar.
Bagaimana agar tulisan cepat selesai? Akhirkan pengeditan. Dalam dunia kepenulisan, proses editing bisa memakan waktu lebih banyak dari menulis bahan asli itu sendiri. Bukankah tulisan yang baik itu adalah tulisan yang selesai? Maka tulis saja dulu sampai tuntas.
Pertanyaan ke-2
dari ibu Kasiatun
Bagaimana cara
kita untuk bisa memfokuskan tulisan kita ke tema yang akan kita tulis.
Dan bagaimana
caranya untuk kembali lagi ke tema jika kita sudah jauh menulis tetapi baru
menyadari kalau tulisan kita itu lari dari tema tulisan kita.
Jawaban narasumber : Buat kerangka tulisan. Ketika kita ingin tulisan kita fokus, sesuai alur, sesuai rencana, maka kerangka tulisan menjadi kunci utama. Buat garis besar dari apa yang ingin kita tulis lalu buat rinciannya dan kembangkan tulisan. Minimal seperti daftar isi, insya Allah itu akan sangat sangat membantu kita untuk fokus dg tema.
Pertanyaan ke-3
dari ibu Nelwiza
Apa yang harus dipersiapkan agar menjadi seorang Penulis terkenal? Bagaimana agar ide dan tulisan kita terus mengalir seketika menulis dan tidak terjadi writers Block?
Jawaban narasumber
: Yang harus disiapkan salah satunya adalah menulis resume, saling mengunjungi
blog, sering menulis dan membagikan tulisan, tetap berkarya insya Allah bisa
mendekatkan kita menjadi penulis terkenal. Bila ingin lancar menulis, maka diri
kita pun perlu diisi. Bagaimana caranya? Dengan banyak membaca. Membaca itu
menabung kosa kata, ide, wawasan, dsb. Semakin sering membaca, semakin sering
praktik menulis, insya Allah akan semakin baik dan lancar tulisannya.
Pertanyaan ke-4
dari Sim Chung Wei
Beberapa waktu
lalu saya menonton vidio singkat tentang teknik Pomodoro dari Fransisco
Cirillo, apakah bisa dijadikan solusi menghadapi WB?
Jawaban narasumber
: Sebetulnya yang tahu obat WB terbaik untuk kita adalah diri kita sendiri. Hal
ini karena penyebab WB yang datang ke tiap orang bisa berbeda beda.
Teknik pomodoro ini keren. Bagus. Tinggal dipraktikkan saja. Bagi yang belum terbiasa, mungkin bisa set alarm setiap 25 menit, lalu istirahat 5 menit alarm lagi untuk kembali produktif.
Pertanyaan ke-5 dari ibu Elmi
Kadang-kadang kita merasa ragu dalam diri kita sendiri tentang menulis Nah kira-kira apakah ini juga termasuk WB dan bagaimana cara mengatasinya, mohon arahannya.
Jawaban narasumber
: Ragu dalam menulis termasuk salah satu ciri terkena WB. Cara mengatasinya, harus
identifikasi dulu ragunya karena apa? Misal, jika ragu karena khawatir tidak
sesuai EYD, kalimat tidak mengalir, atau hal lain terkait teknik menulis, maka
bisa diminimalisir dg terus berlatih menulis. Sering mengecek KBBI, PUEBi
misalnya. Tapi, bila ragunya karena khawatir dikritik teman, ragu karena takut
dibilang jelek, atau apa pun yang kaitannya lebih ke psikologis, maka coba
sedikit sedikit mulai share tulisan ke orang orang terdekat. Bergabung dg
komunitas yg sama, seperti di grup ini. Bangkitkan dulu rasa percaya dirinya.
Pertanyaan ke-6 dari
bapak Ahmad Sahudin
Bagaimana cara
kita agar tidak terlalu sering terkena WB? Salah satu yang saya alami sekarang
ini adalah apabila ingin menulis puisi, saya selalu mengalami kesulitan untuk
menentukan diksi yang tepat sesuai dengan tema puisi yang ingin dibuat. Saya
merasa bahwa saya tidak punya kompetensi untuk menulis puisi. Kejadian semacam
ini apakah juga dikatakan terserang WB?
Jawaban narasumber : Iya, bisa dikatakan terkena WB. Jika terkait diksi, sering membaca puisi sastrawan terdahulu atau novel novel karya sastrawan semisal Andrea Hirata bisa menambah tabungan diksi kita. Yuk perbanyak tabungan diksi dengan rajin membaca.
Pertanyaan ke-7 dari ibu Oktavia Hadianingsih
Bagaimana cara
untuk menghilangkan WB saat kita memang diharuskan menulis topik baru.
Jawaban narasumber
: Kalau saya biasanya dengan membaca referensi terkait topik yang harus
ditulis. Lalu, minimal membuat tulisan
dengan 5W1H. Teknik dasar jurnalistik.
Pertanyaan ke-8
dari ibu Rumiati
ketika saya akan
menulis, Sering dari pembukaan atau mengawali itu susah. Kalau sudah ketemu itu lancar. Tp ketika ada
gangguan membalas WA dr gruop atau keluarga trs saya membalasnya. Akhirnya
hilang ide saya tadi. Trs untuk memunculknnya perlu waktu yang cukup lama.
Apakah yang saya
alami itu termasuk pada kejadian WB?
Jawaban narasumber
: Beberapa penulis hebat sering mengantongi buku catatan kecil di sakunya
(zaman skg bs juga dengan hp). Ketika ada ide, segera ikat idenya dengan
menuliskan di buku catatan. Atau dg hp. Atau rekam. Sesuai nyamannya kita. Dan
sebelum memulai menulis, seperti yang saya sampaikan sebelumnya mari buat
kerangka tulisan. Minimal memuat poin poin yang akan ditulis. Dari awal hingga
akhir. Jadi, bila pun terjeda, memori kita masih bisa disegarkan dengan catatan
catatan kecil kita.
Pertanyaan ke-9
dari ibu Nur Jannah, S.Pd
Kenapa ya sering
bingung menutup cerita? Bagaimana mensiasatinya? Jadi writer blocknya ada ditengah
dan akhir sehingga tulisan tidak selesai-selesai.
Jawaban narasumber
: Coba sekarang dibalik, mulai dari akhir. Tentukan dulu endingnya akan seperti apa.
Apakah sad ending? Happy ending? Bersambung atau tamat. Baru kerjakan dari
awal.
Menyimak serta membuat
resume materi setiap pertemuan membuat saya yang baru belajar menulis ini
merasa banyak sekali kekurangan yang dimiliki. Banyak sekali pengetahuan yang
telah dibagikan kepada kami, sehingga kita mendapat ilmu tentang menulis. Terima
kasih kepada semua narasumber-narasumber hebat yang membagikan ilmunya, semoga
ini menjadi amal jariah dan semoga pahalanya akan terus mengalir bila nanti suatu saat kami bisa
menghasilkan karya berupa tulisan serta buku.
Pesan pamungkas ibu Ditta, karena hari ini bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila, mari kita maknai tema hari lahir Pancasila di tahun ini "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia"
Yuk, bangun peradaban melalui tulisan-tulisan kita.
Salam literasi,
salam sehat selalu semangat.
Palangka Raya, 1 Juni 2022
Rusdawati, M.Pd.I
Alhamdulillah.. Siip Bi Rusda
BalasHapusAlhamdulillah...
Hapussemangat selalu kumpul tepat waktu biar tdk ada tanggungan.
Kereen, Go semangat selalu
BalasHapussemangat selalu bu Sri...
HapusWah lengkap parkatap. Semangat trs Bun...
BalasHapusInsya Allah selalu semangat bu Elmi...🌹🌹🌹
HapusKlop banget resume nya buu
BalasHapusTetima kasih bu Yandri... 🙏🙏🙏
HapusSelalu semangat...💪💪💪
BalasHapuskereenn.. cepat tepat dan lengkap
BalasHapusSemangat semangat...
HapusTerima kasih supportnya... 🌹🌹🌹
BalasHapus