Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Pertemuan 12
Resume 12
Hari Senin, 13
Juni 2022
Gelombang 25
Tema :
Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto,
S.Pd
Moderator : Nur
Dwi Yanti
Pelatihan Senin malam ini
diiring hujan lebat serta gemuruh Guntur yang bersahut-sahutan mulai pukul
18.30 wib. Ada rasa kuatir membuka laptop serta handphone untuk melihat WA grup karena cuaca yang kurang
bersahabat. Alhamdulillah beberapa saat setelah pelatihan dimulai, suara Guntur
sudah mulai reda, namun hujan masih deras
membuat suasana adem. Tepat pukul 19.00 wib moderator malam ini ibu Nur Dwi Yanti seorang guru di SDN Muncul 03
yang berasal dari Kota Bandung, Jawa
Barat, membuka acara. Bu Nur adalah alumni kelas BM angkatan 24 yang lalu, keren…
dari peserta pelatihan bisa menjadi moderator dan nantinya bisa menjadi
narasumber.
Narasumber adalah adalah bapak Susanto, S.Pd, namun dalam
dunia tulis menulis, beliau lebih di kenal dengan nama pak D. Pak D merupakan
salah satu penulis yang cukup berpengalaman. Tidak hanya menulis beliau juga
dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri
sebagai pendidik di SD Negeri
Mardiharjo Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Pak D Sendiri adalah alumni kelas BM
angkatan 15. Sejak 2009 sudah aktif sebagai blogger dan aktif kembali sebagai blogger sejak bulan
Agustus 2020. Aktif menulis melalui Grup WA Bersama Om Jay (Wijaya Kusumah).
Proofreading atau
kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya
adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam suatu teks. Jika kita
membuka PUEBI, pasti akan segera tahu "kesalahan" pada tulisan
tersebut. Selain itu, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap
kalimat baru, entah kalimat berita, tanya, atau perintah. Tahap ini merupakan
tahap paling akhir dari proses penulisan sehingga tulisan yang kita buat layak
terbit baik itu berupa buku, makalah, artikel maupun tulisan di blog.
Seorang penulis sebaiknya juga seorang proofreader, setidaknya untuk
tulisan kita sendiri. Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan
atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan
yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.
Proofreader harus dapat mengenali:
1) apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
2) susunannya sudah tepat atau belum
3) substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak
Misalnya, seorang
proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output
yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang
tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut. Jadi, tugas seorang
proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan
substansi awalnya. Bila ingin menjadi
proofreader bagi tulisan kita, pastikan tulisan yang kita buat sudah jadi atau
sudah selesai. Ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan
ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tdak
layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya
terjebak untuk segera memperbaiki. Alhasil, tulisan tidak jadi-jadi. Setelah
tulisan jadi, endapkan barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan. Kemudian,
lakukan proofreading dan bersikaplah netral. Artinya, menilai karya penulis
secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.
Cara menjadi
proofreader :
Langkah Pertama
Merevisi draf awal
teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan,
atau menghapus seluruh bagian.
Langkah Kedua
Merevisi
penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk
meningkatkan aliran teks.
Langkah Ketiga
Memoles kalimat
untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi
gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Langkah keempat
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi
ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuannya
4. Perhatikan judul
Perbedaaan proofreading
dengan editing ?
Pengeditan merupakan
proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa,
sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.
Jika kita sebagai
proofreader: pastikan tulisan sudah jadi, siapkan "alat": PUEBI,
KBBI, jika perlu cek typo dengan Google Doc.
Dapat ilmu lagi malam ini
tentang bagaimana agar kita bisa menjadi proofreader bagi tulisan yang akan
kita share. Untuk sementara tulisan di
blog yang dibuat yang akan ditelaah lagi sebelum dishare, semoga suatu saat nanti
bisa membuat tulisan yang layak diterbitkan.
Pelatihan ditutup Moderator dengan closing statment : Membacalah, Anda akan mengenal dunia lebih dekat. Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh dunia. (Madi Ar-Ranim)
Mengutip motto Pak D: Tergerak, bergerak, menggerakkan.
Palangka Raya, 13 Juni 2022
Rusdawati
Semangat menuju buju solo Bu.. TOP
BalasHapusTerima kasih bu Athiyah... semangat bersama... 💪💪🌹🌹🌹
HapusWah paket lengkap...
BalasHapusTerima kasih bu Elmi.. 🌹🌹🌹
HapusMantab... Sdh kelar Bu... Saya susul ya
BalasHapusIya bu Rumi, selalu semangat... 💪💪🌹🌹
HapusCakeppp..❤
BalasHapusTerima kasih bu Nur... 🌹🌹🌹
HapusResumenya keren. Semangat Bu. Salam literasi 🙏
BalasHapusSalam literasi...
HapusSiap.... terima kasih ilmunya.
BalasHapusUhuy ... Cakep bener nih resume ...
BalasHapusTerima kasih bu There... 🌹🌹🌹
Hapus